Renungan

Doa Kereta Kuda

Felix, lima tahun, menginginkan mainan kereta kuda sebagai hadiah Natal. Saat berbelanja dengan Ibunya, ia melihat mainan kereta kuda yang ia inginkan. Mainan itu sekitar 15cm panjangnya dan memiliki roda yang bagus serta ditarik kuda-kuda plastic berwarna coklat gelap.

“Bu, aku mau yang ini. Boleh, ya?” ia memohon.

Seperti layaknya anak kecil, ia merengek dan bersikeras memperoleh kereta kuda itu sebagai hadiah Natal. Sang Ibu berkata, “Lihat saja nanti,” dan mengajak Felix pulang.

Felix yakin akan memperoleh apa yang dimintanya. Pagi Natal tiba, dan ia membuka kado dengan percaya diri. Benar saja, itu adalah kereta kuda yang dimintanya. Ia sangat senang. Namun kemudian kakaknya berkata, “Kamu bodoh sekali telah bersikeras mendapatkan kereta itu. Ibu sudah membelikan kamu kereta yang jauh lebih besar, tetapi saat kamu merengek meminta yang kecil itu, ia menukarkannya!” Tiba-tiba kereta kuda itu tak tampak menarik lagi.

Kadang kita pun bersikap seperti itu kepada Tuhan. Kita mendoakan kebutuhan tertentu dan mengatakan bagaimana Dia harus menjawabnya. Kita memohon dan meminta, hingga akhirnya Tuhan memberi persis seperti yang kita minta. Padahal, sebenarnya Dia bermaksud memberi sesuatu yang lebih baik.

Philips Brooks pernah berkata, “Panjatkan doa-doa terbesar. Jangan menganggap doa Anda terlalu besar bagi Tuhan, sehingga Anda berpikir pada saat Tuhan menjawabnya, ia menginginkan Anda untuk meminta sesuatu yang lebih kecil.”

Saku yang penuh

Setiap pria butuh saku yang cukup besar untuk membawa semua benda penting: dompet, kunci, permen penyegar napas. Jika melihat tas kekasih saya, ia tampak serasa memiliki seluruh benda yang dibutuhkan di alam ini: lipstick, bedak compact, sisir beraneka macam bentuk, sampai obat-obatan pereda nyeri. Tetapi setidaknya kaum pria memiliki benda-benda yang esensial! Hanya dengan sekali merogoh saku, saya bisa menggunakan uang, kartu kredit, dan hak-hak eksklusif yang ditawarkan oleh serangkaian sumber penting.

Dan anak-anak pun tahu bahwa jika mereka meminta Ibu atau Ayah mereka untuk mencari permen karet, gula-gula, sisir, tisu, atau uang saku di dompetnya- atau segala hal yang menurut mereka akan memenuhi kebutuhan mereka saat itu- mereka akan mendapatkannya!

Itu seperti hak istimewa kita sebagai anak Tuhan. Dalam hal keselamatan, kita ditempatkan “dalam Kristus” dan diberi akses penuh ke segala sumber kekayaan berharga yang Tuhan tawarkan kepada kita. Kekayaan_nya itu seperti hikmat-Nya: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm. 119:105). Pengampunan dan anugerah: “Didalam Dia kita beroleh penebusan oleh darah-Nya, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan anugerah-Nya” (Ef. 1:7). Itu cara pandang baru yang membawa harapan dan keyakinan, bahkan ditengah masa yang terberat sekalipun (Ef. 1:18); pemeliharaan dalam hal materi (Mat. 6:30,31); dan damai sejahtera (Ef. 2:14) merupakan milik kita juga didalam Dia.

Tuhan mencurahkan kekayaan-Nya bagi kita “menurut kekayaan anugerah-Nya” (Ef. 1:7). Galilah sumber kekayaan-Nya!

KirraTheBlueAngel

No comments: